Langsung ke konten utama

Let's Talk With Carra : Lima Langkah agar Cerita Dilirik Pembaca

 


Koniciwaaa!!!!

Halo sobat Carra! Menjadi seorang penulis bisa jadi ide peluang bagi teman-teman yang ingin bekerja santai namun tetap produktif dan tentunya menghasilkan pundi-pundi rupiah dari hasil menulis. Namun tidak semua tulisan memiliki nilai jual karena tidak semua tulisan dapat menarik minat pembaca sebagai konsumen. Lalu bagaimana cara membuat cerita yang menarik agar dapat dilirik pembaca?

Permasalahan ini umumnya hadir di setiap seorang penulis. Bahkan penulis besar sekalipun. Mereka tidak serta merta menjadi penulis best seller dan menjual ribuan eksemplar buku.

Untuk itu teman-teman, dalam artikel terbaru ini Carra akan membahas Lima Langkah untuk Membuat Cerita agar Dilirik Pembaca. Jadi, baca sampai akhir untuk mengetahui rahasianya, ya!

1.         1. Menghabiskan Imajinasi Hingga Akhir.

Lho? Kok langsung ke imajinasi, ya? Tidak ke ide dulu, nih?

Imajinasi adalah salah satu kunci improvisasi dan juga konsistensi dari konsep cerita yang akan kita buat. Mustahil membuat cerita tanpa berimajinasi. Bahkan sebuah kerangka cerita nyata akan menarik jika imajinasi dalam kepala sudah benar-benar terkonsep dengan baik. Ini memungkinkan kamu untuk mendapatkan gambaran seperti apa cerita yang nantinya kamu buat. Jangan sampai kamu membuat cerita namun tidak tahu bentuk dari cerita yang kamu buat. Bagaimana nantinya pembaca akan membangun gambaran dalam deskripsi tulisan jika kamu saja sebagai seorang penulis tidak tahu seperti apa gambarannya?

2.          2. Menuliskan Konsep Cerita

Ini sala satu kunci untuk tidak kehilangan kendali dalam menulis dan juga membangun konsistensi alur cerita. Tidak semua penulis umumnya menggunakan metode ini dan biasanya mereka yang tidak memakai metode ini sudah menguasai teknik menulis dan benar-benar mengetahui awal, pertengahan hingga akhir cerita. Kalau kamu masih pemula atau masih dalam perkembangan menulis cerita, sebaiknya kamu menggunakan metode ini. Kenapa? Karena pembaca dapat bosan di tengah-tengah kamu buat akibat alur yang tiba-tiba berubah dan tidak berhubungan satu sama lain.

3.          2. Memahami Karakter Tokoh dengan Baik

Bisa dikatakan jika tokoh dalam cerita adalah penentu akhir dari cerita yang kita buat. Apakah memuaskan? Membingungkan? Atau bahkan membuat kesal?

Seorang tokoh dalam cerita memiliki karakter dasar yang sudah terkonsep. Sebagai seorang pencipta tokoh itu, kamu tidak bisa semena-mena untuk membuat tokoh yang sempurna. Sebab, melebihkan unsur dalam tokoh dapat membuat tokohmu benar-benar terlihat fiksi. Meskipun konteks yang kita buat memang fiksi, tetapi ada baiknya jika kamu memasukkan unsur-unsur sifat manusia baik dari kelebihan maupun kelemahannya.

Mengenai seorang tokoh adalah keharusan seorang penulis. Kamu adalah orangtua mereka yang mengetaui mereka dari sejak lahir hingga mereka tiada. Woah, terdengar jadi melow begini, ya?

Salah satu tips untuk memulai membuat karakter tokoh adalah kamu bisa menggunakan referensi sifat golongan darah seperti A, B, O, atau AB. Hal lainnya dengan merujuk pada karakter Introvert atau ekstrovert, dan pemeriksaan kepribadian lainnya.

4.          4. Membangun Konflik yang Spektakuler

Konflik adalah jantungnya cerita. Semenarik apapun seorang tokoh akan ditinggalkan pembaca apabila tidak ada unsur konflik di dalam kisahnya. Kamu bisa menghubungkan dengan dunia nyata. Jika tidak ada konflik dunia terasa berjalan sangat tenang, damai, namun berakhir membosankan.

Konflik spektakuler yang dimaksud adalah konflik yang dapat menaik turunkan hati pembacanya. Misalnya, kisah Laskar Pelangi yang diawal cerita diceritakan sebuah sekolah yang mana bangunannya merupakan bekas dari kandang kambing dan dihuni oleh sepuluh pelajar saja. Hingga pada puncaknya sekolah yang dipandang dengan sebelah mata oleh murid lainnya itu memenangkan sebuah kompetisi yang mengalahkan sekolah elit di wilayah mereka.

Bagaimana isi konfliknya? Konflik bisa datang dari internal dan eksternal. Konflik internal  (self conflict) dialami oleh tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Seperti konflik batin dan kehidupan yang membuat tokoh meresa tertekan. Sedangkan konflik eksternal ialah konflik yang berada di luar diri tokoh seperti kisah dalam Laskar Pelangi yang menggambarkan bentuk bangunan sekolah yang kurang layak dan fasilitas yang terbatas untuk menunjang pembelajaran.

5.          5. Siapkan Plot Twist sebagai Bom Atom dalam Cerita

Plot twist ini merupakan sebuah plot kejutan yang akan membuat pembaca kamu tercengang karena tidak menduga jika akhir dari cerita yang kamu buat akan seperti itu. Eits, plot twist tidak hanya terletak pada akhir cerita, lho.

Plot twist dapat merujuk pada tokoh, tempat atau bahkan peristiwa sekalipun. Umumnya plot twist dipakai oleh genre misteri karena berhubungan dengan teka-teki. Namun plot twist bisa dipakai oleh seluru genre untuk memantik pembaca dan bertanya-tanya seperti apa peristiwa yang terjadi dan siapa yang seharusnya bertanggung jawab atau bahkan terlibat dalam peristiwa itu?

So, untuk kamu sudah siap untuk membuat cerita? Jangan ragu-ragu untuk menulis meskipun kamu masih belum dapat menuangkan kalimat dengan diksi yang indah dan tepat. Percaya diri untuk memulai menulis sudah menjadi satu langkah besar untuk mengembangkan diri. Lambat laun tulisan kamu akan berkembang seiring konsistensi yang kamu jalani.

Terimakasih sudah membaca artikel ini, nantikan artikel lainnya, ya!

Komentar

Artikel Populer lainnya

TRIP 2   : PEKANBARU FOR THE MY WAY TO MEET NEW SOMETHING (4) Hai, semua. Setelah kemarin aku bercerita tentang petualangan selama tersesat sekarang aku ingin membagikan momen saat menjadi panitia pemira. Agenda sidang masih belarut-larut dan tidak kunjung selesai. masing-masing delegasi angkatan punya pendapat dan nasehat yang terkadang berbenturan dengan pengurus Himakom. Jadi mereka harus mencari titik temu untuk menyelesaikan masalah. Selama itu pula aku mengambil napas untuk keluar dari ruang sidang yang menyesakkan dengan bertemu teman-teman. Tidak kusangka aku bertemu Septi yang saat itu berkunjung ke kampus untuk mengambil KTM. Septi memiliki logat Medan yang khas sehingga aku mudah mengenalinya. Kami mudah bergaul karena mungkin pembawaan Septi yang satu frekuensi denganku. Namun sayang, Septi tidak lama berada di kampus dan harus segera pergi karena suatu urusan. Aku kembali ke ruang sidang dan mengawasi zoom bersama Ica. Saat itu aku mendapatkan pesan dari kak Windi

My Greymate

Rasanya seperti melihat kekacauan tiada akhir. Ada saja drama di setiap minggu di kelas ini. Seperti hari ini, Viona mencoba untuk merebut gelang barunya dari tangan Yuri. Viona dengan tubuh sepuluh Senti lebih pendek meloncat seperti tupai. Anehnya, teman-teman Viona tertawa melihat aksi malang gadis itu. Apakah seperti itu layak disebut teman? Jujur saja, kelakuan mereka membuatku kesal. Drama perbucinan yang dikemas dengan aksi jail selalu membuat perutku mulas. Apalagi suara teriakan cukup heboh dari teman-teman Viona. Rasanya, seperti menjadi wayang yang tak sengaja tersenggol dalang dalam sebuah drama. Apakah aku harus benar-benar beraksi untuk menyudahi drama seperti ini? "Ney?" Seorang lelaki dengan kacamata bulat yang membawa map besar berdiri di sampingku. Tubuhnya menutupi semua drama hari ini. "Kamu belum ngumpulin surat izin orangtua." "Woy, Rachel awas!"  Suara teriakan dari Yuri terdengar cukup lantang untuk sekadar memanggil lelaki berkacam

TIGA SAHABAT : TAMPIL DI ACARA PENSI SMAN 2 SINGINGI HILIR

 Sebelumnya aku adalah anak yang sangat pendiam saat duduk di bangku kelas 1 SD. Namun, itu hanya berlaku dalam interaksi sosial. Jujur, saat di kelas 1 SD aku sangat bersemangat untuk mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dari guru. Sifat pendiamku ini perlahan menghilang, terutama saat aku masuk di bangku SMA. Aku bertemu dengan para siswa yang beragam. Termasuk dua orang dalam foto di atas. Sebut saja mereka Sunna dan Intana. Itu bukan nama asli mereka. Aku hanya menyukai memanggil mereka dengan sebutan itu. Mereka memanggilku dengan nama 'Ndut.' Ya, mungkin saja karena aku sedikit kelebihan berat badan semasa SMA. Aku banyak menghabiskan waktu dengan mereka. Ahahaha, rasanya seperti mengenang kejayaan remaja. Di SMP aku adalah pribadi yang berani, banyak tersandung skandal, eit. Bukan skandal seperti berkencan dengan bos besar apalagi artis! Karena mustahil, desaku itu letaknya jauh sekali dari perkotaan besar. Nah, teman-temanku ini juga salah satu hal yang membuatku s