Seperti judulnya yang mudah dipahami, harusnya semua orang yang menjumpai blog ini juga paham. Setidaknya, aku tidak perlu menjelaskan bagaimana judul itu dibuat, kan? Hahahaha, harusnya penjelasan mengenai judul sudah jelas, ya! Halo my future. Entah di usia berapa nanti aku akan membaca kembali tulisan ini. Pastinya, di usia itu aku sungguh berterimakasih sudah mau membuka halaman berisi berbagai draft yang rasanya kasar sekali yang untuk dihidangkan pada publik. Mungkin saja yang menjumpai blog aku ini ialah mereka yang sebenarnya tahu siapa aku, bagaimana aku, atau sekadar penasaran tentang diriku, dan mungkin saja ada yang tidak sengaja kesasar, ya? Hehehehe, aku ucapkan, hallo? Semoga blog aku tidak membuat hidupmu terganggu dan semoga kamu dalam keadaan sehat, ya! Sudah ya, di sisi lain ini aku mau bercerita, tidak banyak, sesuai dengan mood ku hari ini saja, ya. Di tahun 2024 ini, tepatnya di tanggal pertengahan Januari, aku masih menunggu kabar baik dari kampus mengenai tang
Rasanya seperti melihat kekacauan tiada akhir. Ada saja drama di setiap minggu di kelas ini. Seperti hari ini, Viona mencoba untuk merebut gelang barunya dari tangan Yuri. Viona dengan tubuh sepuluh Senti lebih pendek meloncat seperti tupai. Anehnya, teman-teman Viona tertawa melihat aksi malang gadis itu. Apakah seperti itu layak disebut teman? Jujur saja, kelakuan mereka membuatku kesal. Drama perbucinan yang dikemas dengan aksi jail selalu membuat perutku mulas. Apalagi suara teriakan cukup heboh dari teman-teman Viona. Rasanya, seperti menjadi wayang yang tak sengaja tersenggol dalang dalam sebuah drama. Apakah aku harus benar-benar beraksi untuk menyudahi drama seperti ini? "Ney?" Seorang lelaki dengan kacamata bulat yang membawa map besar berdiri di sampingku. Tubuhnya menutupi semua drama hari ini. "Kamu belum ngumpulin surat izin orangtua." "Woy, Rachel awas!" Suara teriakan dari Yuri terdengar cukup lantang untuk sekadar memanggil lelaki berkacam