Langsung ke konten utama

HUMAS : MATERI DARI GEN KOMPAK

Beberapa waktu yang lalu, aku mengikuti seleksi pendaftaran komunitas yang ada di kota Pekanbaru. Namanya Gen Kompak. Tempat berkumpulnya generasi komunikatif dan berdampak. Aku memutuskan ikut komunitas ini karena aku merasa  related dengan jurusan yang sekarang aku tempuh, Ilmu Komunikasi.

Dalam seleksi tersebut, kami juga diberi ilmu dari berbagai narasumber hebat yang diundang. Ada materi pengembangan program, sosial media, sampai ilmu kehumasan. Rasanya, enggak akan sia-sia untuk mengikuti seleksi karena kita juga disangoni ilmu yang bermuatan positif.

Nah, daripada hanya terkumpul jadi note di laptop, materinya aku putuskan untuk diletak di blog. Alasannya, untuk siapapun kamu yang mau tahu tentang segenggam ilmu. Resume ini khususnya tentang humas, karena resume yang lain aku tulis di buku. 

Yes, check this out friend.

Sosok PR perlu dalam perusahaan atau komunitas karena di dalam sana perlu adanya komunikasi. Namun PR  punya peran penting dalam merefleksikan komunikasi itu di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Komunikasi itu general. Pertanyaannya, apakah komunikasi itu sudah efektif dan efisien? Jadi, mungkin orang di HRD akan berbeda treatmennya dengan orang PR. Karena orang PR tau bagaimana merefleksikan komunikasi sebaik mungkin. Hanya orang-orang PR yang boleh mengeluarkan statmentnya. Sebab, segala sesuatu sudah diatur sedemikian berupa, bagaimana menyampaikannya, dan mengatur strategi komunikasinya sudah ada.

Komunikasi adalah at the core of PR. Kita harus punya skill komunikasi yang baik. Tidak akan sia-sia kita mengambil kuliah 3,5 tahun. Jika orang melihat komunikasi sangat sederhana, orang PR melihatnnya begitu complex. Ada strategi, planning, learning by doing. Modalnya PR adalah berani, sebagai basic berkomunikasi ke orang luar.

Siapa yang kita tergetkan sebagai seorang PR. Kita sebut ia stakeholder (pemangku kepentingan) ialah sasaran untuk menciptakan komunikasi lebih efetif.

Bagaimana menentukan stake holder yang kita miliki sebagai seorang PR.

1.      Menentukan stake holder siapa saja. sehingga kita bisa menentukan gaya bahasa komunikasi seperti apa yang kita pakai.

a.       Kita lihat individu. Misal, toko kompas gramedia. Dia punya kepentingan untuk mendirikan perusahaan kepada pemerintah. Sebab mereka fundamental karena mereka berpengaruh untuk berjalannya perusahaan.

b.      Instansi yang ada sudah menentukan individu. Misal, gen kompak stake holdernya adalah warga sekitar. Punya ekspektasi warga sekitar yang mendukung acara gen kompak.

c.       Perusahaan ingin individu kelompok tersebut berkembang. Misal, kita butuh data base penjualan, maka kita menentukan komunitas-komunitas yang ada di luar. Lalu mengembangkan bagaimana komunitas itu menjadi stake holder perusahaan.

d.      Perusahaan akan sulit tumbuh tanpa kelompok tersebut. Misal, gen kompak enggak bisa berdiri kalau tidak ada izin.

Jadi, tentukan stake holder untuk tahu gaya komunikasi yang akan dipakai. Kemudian, identitas stake holdernya.

1.      Siapa stake holder mu. Misal, ada kepentingan penjualan ke perusahaan Astra, maka harus tahu Astra perusahaan dibidang seperti apa, treetmennya harus gimana. kita semacam harus mengetahui stake holder kita.

2.      Tahu aspirasi dan harapan stake holder kepada kita. Misal, stakeholder internal. Karyawan dalam perusahaan. Maka, kita harus tahu aspirasi karyawan kepada kita itu apa. Agar ada komunikasi efektif

3.      Persepsi mereka

4.      Memahami prioritasnya seperti apa. Kita harus tahu skala prioritas. Bagaimana menentukan skala prioritasnya?

SKALA PRIORITAS

1.      Tidak begitu penting. Namun perlu ada hubungan yang baik. Sebuah komunitas yang enggak terlalu berdampak untuk perusahaan, namun harus ada hubungan yang baik karena berada dalam satu wilayah.

2.      Kelompok yang perlu di perhatikan. Misal, warga yang berdiam di lingkungan perusahaan. Untuk perusahaan, mereka tidak terlalu signifikan, namun karena berada di lingkungan perusahaan maka kita harus ada perhatian lebih kepada mereka.

3.      Kelompok yang kebutuhannya penuh dipenuhi oleh perusahaan atau instansi. Misal, mereka harus diberikan sumbangan. Ada iuran yang harus dipenuhi, perizinan yang harus dipenuhi.

4.      Yang paling penting, stake holder kunci untuk keberhasilan perusahaan. Tanpa mereka perusahaan tidak bisa hidup. misal, pemerintahan yang memberikan izin.

Skala prioritas dibuat untuk treetmen karena tidak semua bisa diperlakukan sama.

PEMERINTAHAN

Secara garis besar, ada stake holder yang menjadi concern dalam perusahaan

1.      Government. Pemerintah pusat, perpud, dll. Kita harus punya legalitas atas adanya perusahaan itu.

2.      Partner/mitra. Ia diajak berkolabarasi. Misal, gen kompak bekerjasama dengan KG Media. Karena saling membutuhkan.

3.      Pelanggan/calon pelanggan (costumer). Member juga masuk dalam costumer.

4.      Pemegang saham (investor). Harus diperhatikan, karena kelompok pemodal.

5.      Lembaga keuangan. Lebih kepada pemerintahan. Misal kementrian pertahanan harus menjaga hubungan baik dengan kementrian keuangan.

6.      Media. Ia corong dalam membangun citra perusahaan, membangun image perusahaan. Ia salah satu point penting dalam menyebarkan brand perusahaan. Mencakup media online, cetak, dll.

7.      Pressure Group (kelompok berpengaruh).

8.      Opinion Formers. Ada tokoh ahli, dll. Mereka punya massa.

9.      Komunitas (masyarakat). Untuk mengcover kebutuhan stake holder masyarakatyang berdiam di suatu lokasi, ia penting untuk diperhatikan. Harus dibagi, ada ring 1, 2 ,3 dst.

10.  Indonesian Public. Kita harus memahami masyarakat indonesia pad umumnya apabila mengeluarkan statmen. Agar tidak melawan cultere

11.  Global/International Community. Perlu hubungan yang baik dalam bekerjasama untuk keduataan besar, negara luar.

Membangun Komunikasi yang baik di Luar

Hnaya kita yang paham. Karena kita tahu perusahaan kita seperti apa dan bagaimana budaya di dalamnya. Dimulai adanya komunikasi yang terbuka dan lancar, dimulai dari orang-orang di sekitar. Kemudian bersilaturahmi dengan orang-orang di luar. Hal itu penting untuk memberikan informasi, bekerjasama dengan mitra atau stake holder yang kita punya.

Basicnya, memantaskan diri kita untuk posisi itu. Kita tau produk knowlodgenya. Misal pada gen kompak kita harus paham visi, misinya. Kepada disasarkan, dan kepada stkae holdernya.

Gimana cara jadi PR yang baik? Memantaskan diri apa yang sedang dia wakilkan. Ini sederhananya, kita mengerti atau tidak perusahaan yang kita wakilkan? Kita harus paham produc knowladge yang kita miliki. Learning by doing, learning by experience. Intinya, PR yang memahami value dan culture perusahaan.

 

Komentar

Artikel Populer lainnya

TRIP 2   : PEKANBARU FOR THE MY WAY TO MEET NEW SOMETHING (4) Hai, semua. Setelah kemarin aku bercerita tentang petualangan selama tersesat sekarang aku ingin membagikan momen saat menjadi panitia pemira. Agenda sidang masih belarut-larut dan tidak kunjung selesai. masing-masing delegasi angkatan punya pendapat dan nasehat yang terkadang berbenturan dengan pengurus Himakom. Jadi mereka harus mencari titik temu untuk menyelesaikan masalah. Selama itu pula aku mengambil napas untuk keluar dari ruang sidang yang menyesakkan dengan bertemu teman-teman. Tidak kusangka aku bertemu Septi yang saat itu berkunjung ke kampus untuk mengambil KTM. Septi memiliki logat Medan yang khas sehingga aku mudah mengenalinya. Kami mudah bergaul karena mungkin pembawaan Septi yang satu frekuensi denganku. Namun sayang, Septi tidak lama berada di kampus dan harus segera pergi karena suatu urusan. Aku kembali ke ruang sidang dan mengawasi zoom bersama Ica. Saat itu aku mendapatkan pesan dari kak Wi...

TIGA SAHABAT : TAMPIL DI ACARA PENSI SMAN 2 SINGINGI HILIR

 Sebelumnya aku adalah anak yang sangat pendiam saat duduk di bangku kelas 1 SD. Namun, itu hanya berlaku dalam interaksi sosial. Jujur, saat di kelas 1 SD aku sangat bersemangat untuk mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dari guru. Sifat pendiamku ini perlahan menghilang, terutama saat aku masuk di bangku SMA. Aku bertemu dengan para siswa yang beragam. Termasuk dua orang dalam foto di atas. Sebut saja mereka Sunna dan Intana. Itu bukan nama asli mereka. Aku hanya menyukai memanggil mereka dengan sebutan itu. Mereka memanggilku dengan nama 'Ndut.' Ya, mungkin saja karena aku sedikit kelebihan berat badan semasa SMA. Aku banyak menghabiskan waktu dengan mereka. Ahahaha, rasanya seperti mengenang kejayaan remaja. Di SMP aku adalah pribadi yang berani, banyak tersandung skandal, eit. Bukan skandal seperti berkencan dengan bos besar apalagi artis! Karena mustahil, desaku itu letaknya jauh sekali dari perkotaan besar. Nah, teman-temanku ini juga salah satu hal yang membuatku s...

My Greymate

Rasanya seperti melihat kekacauan tiada akhir. Ada saja drama di setiap minggu di kelas ini. Seperti hari ini, Viona mencoba untuk merebut gelang barunya dari tangan Yuri. Viona dengan tubuh sepuluh Senti lebih pendek meloncat seperti tupai. Anehnya, teman-teman Viona tertawa melihat aksi malang gadis itu. Apakah seperti itu layak disebut teman? Jujur saja, kelakuan mereka membuatku kesal. Drama perbucinan yang dikemas dengan aksi jail selalu membuat perutku mulas. Apalagi suara teriakan cukup heboh dari teman-teman Viona. Rasanya, seperti menjadi wayang yang tak sengaja tersenggol dalang dalam sebuah drama. Apakah aku harus benar-benar beraksi untuk menyudahi drama seperti ini? "Ney?" Seorang lelaki dengan kacamata bulat yang membawa map besar berdiri di sampingku. Tubuhnya menutupi semua drama hari ini. "Kamu belum ngumpulin surat izin orangtua." "Woy, Rachel awas!"  Suara teriakan dari Yuri terdengar cukup lantang untuk sekadar memanggil lelaki berkacam...